<$BlogRSDUrl$>

Wednesday, May 26, 2004

Kentang 

Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) mengadakan " permainan ".
Ibu Guru menyuruh anak tiap-tiap muridnya membawa
kantong plastik transparan 1 buah dan kentang.
Masing-masing kentang tersebut di beri nama
berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah
kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung
jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa
kentang dalam kantong plastik.
Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5.
Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang di beri
nama sesuai nama orang yang dibenci.
Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi
kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke
toilet sekalipun, selama 1 minggu. Hari berganti hari,
kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai
mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain
berat baunya juga tidak sedap.

Setelah 1 mingg u murid-murid TK tersebut merasa lega
karena penderitaan mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru : " Bagaimana rasanya membawa kentang selama
1 minggu ?"
Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada
umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa
kentang-kentang busuk tersebut ke mana pun mereka
pergi.

Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang
mereka lakukan.
Ibu Guru : " Seperti itulah kebencian yang selalu kita
bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang
lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa
kentang busuk
kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu bagaimana
jika kita membawa kebencian itu
seumur hidup ?

Alangkah tidak nyamannya ...

|

Saturday, May 22, 2004

Penyesalan 

Apakah artinya segala penyesalan setelah terlambat? Apakah gunanya penyesalan? Penyesalan dianggap benar oleh umum karena penyesalan akan membuat orang itu sadar kembali. Akan tetapi benarkah demikian? Ataukah penyesalan sekedar merupakan hiburan saja bagi si pelaku, hiburan untuk menutupi batinnya yang menderita akibat perbuatannya sen­diri? Betapa seringnya kita menyesal, akan tetapi betapa seringnya pula per­buatan yang sama kita lakukan dan kita ulang kembali! Orang yang berbatin le­mah dan tumpul selalu berada dalam ke­adaan tidak waspada dan tidak sadar, sehingga mudah saja dibuai oleh bayang­an kesenangan, dan kalau sudah menghadapi kesenangannya, maka tidak teringat apa-apa lagi, tidak teringat akan akibatnya. Orang yang batinnya lemah dan tumpul seperti itu hanya mementingkan kesenang­an. Baru setelah kesenangan yang di­nikmatinya itu kemudian mendatangkan akibat yang tidak menyenangkan, dia merasa menyesal! Coba andaikata tidak ada akibat yang mendatangkan derita, apakah dia akan menyesali perbuatannya mengejar kesenangan itu? Tentu saja tidak! Sama halnya dengan orang makan sambal. Setiap kali habis makan, kepedas­an dan menyesal, menyatakan tobat dan kapok. Akan tetapi lain saat dia sudah makan sambal lagi! Demikian pula orang yang melakukan penyelewengan, menyesal dan menangis, bertobat melalui mulut kepada Tuhan. Akan tetapi begitu berhadapan dengan bayangan kesenangan yang sama, maka diulanglah perbuatan itu untuk kemudian menyesal dan bertobat kembali. Kalau kita mau membuka mata melihat kenyataan dalam kehidupan kita sehar-hari, dapatkah kita menyang­kal kenyataan yang benar ini?

Bukanlah penyesalan yang kita perlukan dalam hidup. Yang terpenting adalah kewaspadaan dan kesadaran yang timbul karena mengamati diri sendiri setiap saat. Pengamatan inilah yang akan menimbulkan kebijaksanaan dan kecerdasan, yang akan meniadakan penyelewengan dan kesesatan. Dan kalau tidak ada penyelewengan dan kesesatan, tidak perlu lagi ada penyesalan dan bertobat. Kalaupun kecerdasan dan kebijaksanaan yang timbul dari kewaspadaan melihat bahwa apa yang kita lakukan tidak benar, maka seketika itu juga kita menghentikan perbuatan tidak benar itu dan habis sampai di situ saja. Tidak ada penyesalan, juga tidak ada kerinduan terhadap perbuatan yang lalu itu. Yang lalu sudah mati, sudah habis dan kewaspadaan adalah sekarang, saat ini, saat demi saat. Hidup adalah saat demi saat, bukan kemarin, bukan esok. Akan tetapi sekarang. Maka hidup waspada dan sadar adalah sekarang ini!

Yang teramat penting dalam hidup adalah sekarang ini. Sekarang benar! Apakah benar itu? Tak dapat diterangkan, karena yang dapat diterangkan adalah benarnya sendiri, benarnya masing-masing, maka terjadilah perebutan kebenaran sendiri-sendiri, dan jelas hal ini adalah tidak benar lagi! Akan tetapi, apapun yang kita lakukan, kalau didasari dengan cinta kasih, maka benarlah itu! Dan cinta kasih tidak akan ada selama di situ ada si aku yang ingin benar, ingin senang, ingin baik dan sebagainya!


|

Thursday, May 20, 2004

NEVER-NEVER-NEVER GIVE UP 

NEVER-NEVER-NEVER GIVE UP

Menjadi kuat setelah baca artikel dibawah ini :
Keledai adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang diceritakan sebagai binatang yang
sangat bodoh dan paling lemah. Artikel ini diawali dengan cerita suatu hari
keledai milik seorang petani terjatuh kedalam sumur, si keledai menangis
dengan pilu selama berjam-jam, sementara petani memikirkan apa yang harus
dilakukannya.

Akhirnya petani mengambil keputusan karena hewan ini sudah tua dan sumur
yang ada juga tidak berguna lagi karena kering dan tidak pernah ada air
bertahun-tahun ditutup saja supaya tidak membahayakan orang lain terperosok
seperti keledai. Selanjutnya petani mengajak tetangga-tetangganya untuk
datang membantu, membawa sekop dan mulai menyekop tanah kedalam sumur.

Pada mulanya ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia
menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian semua orang menjadi takjub karena
si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan
kedalam sumur, si petani melihat kedalam sumur dan tercengang karena apa
yang dilihatnya.

Walaupun punggung keledai terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah, si
keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Keledai mengguncang-guncangkan
badannya
agar tanah yang menimpah punggungnya turun kebawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara tetangga-tetangga petani terus menuangkan tanah dan kotoran
keatas
punggung keledai, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan
melangkah naik. Segera saja semua orang terpesona ketika si keledai
meloncati tepi sumur dan
melarikan diri !!! Ternyata KELEDAI yang dianggap makhluk paling bodoh bisa
berbuat lebih pintar dan berhikmat.

Kehidupan terus saja setiap hari menuang tanah dan kotoran kepada kita,
tidak ada cara untuk keluar dari sumur dengan jalan
menangis-bersedih-berputus asa-memaki-2 tetapi terlebih bijak dan baik
adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita berupa
pikiran positif dan hati yang lapang sebagai pijakan untuk melangkah naik
keatas sumur.

Setiap masalah-masalah yang kita hadapi setiap hari merupakan satu batu
pijakan untuk melangkah naik keatas,berjuang jangan pernah menyerah !!!

NEVER-NEVER-NEVER GIVE UP !!!

Guncangkanlah hal negatif yang menimpah dirimu dan ingat falsafah sederhana
hidup bahagia:
Bebaskan dirimu dari kebencian. Bebaskan dirimu dari kecemasan.
Hiduplah sederhana.
Berilah lebih banyak. Berharaplah lebih sedikit.
Dan jangan lupa selalu tersenyum.
Seseorang telah mengirimkan kepadaku hal ini untuk ku renungkan, maka aku
meneruskan kepadamu dengan maksud yang sama. Entah ini adalah waktu kita
yang terbaik atau waktu kita yang terburuk, inilah waktu satu-satunya yang
kita miliki saat ini untuk membagi....NEVER-NEVER-NEVER GIVE UP !!!!!

|

Tuesday, May 18, 2004

Lessons in Logic 

Lessons in Logic

If your father is a poor man,
it is your fate but,
if your father-in-law is a poor man,
it's your stupidity.

.........................................................................

Practice makes perfect.....
But nobody's perfect......
so why practice?

.........................................................................

If it's true that we are here to help others,
then what exactly are the others here for?

.........................................................................

Since light travels faster than sound,
people appear bright until you hear them speak.

.........................................................................

How come "abbreviated" is such a long word?

.........................................................................

Money is not everything.
There's Mastercard & Visa.

...................... ...................................................

One should love animals.
They are so tasty.

.........................................................................

Every man should marry.
After all, happiness is not the only thing in
life.

.........................................................................

The wise never marry.
and when they marry they become otherwise.

.........................................................................

Success is a relative term.
It brings so many relatives.

.........................................................................

Never put off the work till tomorrow
what you can put off today.

.........................................................................

"Your future depends on your dreams"
So go to sleep

.........................................................................

There should be a better way to start a day
Than waking up every morning

.........................................................................

"Hard work never killed anybody"
But why take the risk

.........................................................................

"Work fascinates me"
I can look at it for hours

.........................................................................

God made relatives;
Thank God we can choose our friends.

.........................................................................

The more you learn, the more you know,
The more you know, the more you forget
The more you forget, the less you know
So.. why learn.

.........................................................................

A bus station is where a bus stops.

A train station is where a train stops.

On my desk, I have a work station....
what more can I say........


|

Kesenangan 

Kesenangan, terutama sekali kesenang­an yang diperoleh dari pemuasan gejolak berahi, memang dapat membutakan mata, melumpuhkan kewaspadaan batin dan menyuramkan kesadaran. Betapa banyaknya tercatat dalam sejarah betapa orang-orang besar, orang-orang gagah perkasa yang kokoh kuat batinnya, tidak goyah oleh godaan penawaran harta dan keduduk­an mulia, akhirnya runtuh dan jatuh, hancur seluruh pertahanannya yang kokoh kuat, karena dilanda oleh godaan berupa kesenangan dan pemuasan berahi ini!

Raja-raja besar terguling dari singgasana mereka, pendeta-pendeta suci runtuh dari kesuciannya, wanita-wanita setia gugur dari kesetiaannya, semua dikarenakan godaan kesenangan ini! Akan tetapi, mereka yang terseret oleh segala macam kesenangan, juga kesenangan yang timbul dari kenikmatan pemuasan berahi, adalah orang-orang yang berada dalam keadaan tidak sadar! Orang-orang yang sadar dan waspada setiap saat akan dirinya sendiri, akan selalu melihat kenyataan sedalam-dalamnya sehingga tidak mudah tergelincir. Orang yang berada dalam keadaan­ tidak sadar itu dimabuk oleh bayangan-bayangan kesenangan sehingga baginya yang nampak hanyalah bayangan atau gambaran kesenangan itu saja, maka dia mau terjun dengan nekat ke dalam kesenangan itu tanpa melihat bahwa di balik segala macam kesenangan itu telah menanti rangkaian yang tak terpisahkan dari kesenangan itu sendiri, yaitu ketakutan dan kedukaan. Sebaliknya, orang yang selalu waspada akan melihat kenyataan itu, akan melihat kedukaan dan kesengsaraan yang tersembunyi di balik sinar menyilaukan dari kesenangan, se­hingga dia akan bertindak bijaksana dan cerdas, tidak memasuki kesenangan de­ngan mata terpejam dan secara membuta saja!

Hal ini dapat dilihat jelas, kalau kita menghadapi makanan lezat. Orang yang tidak pernah waspada terhadap diri­nya sendiri, begitu melihat makanan, yang nampak hanyalah kelezatannya saja dan makanlah dia sepuas-puasnya, dan baru setelah perutnya sakit atau timbul akibat buruk dari makan enak terlampau banyak itu, dia akan mengeluh panjang pendek dan menyalahkan si makanan lezat! Sebaliknya, orang yang waspada setiap saat akan dirinya sendiri dan akan apa saja yang dihadapinya, melihat juga kelezatan itu akan tetapi di samping itu akan melihat pula akibat-akibat buruk yang menjadi rangkaian kelezatan itu sehingga tindakannya menjadi bijaksana, dia tidak terlalu gembul melainkan ma­kan dengan hati-hati. Dan andaikata dia sampai terkena sakit perut sekalipun dia tidak akan menyalahkan siapa-siapa, melainkan melihat jelas bahwa kesalahan itu adalah kesalahannya sendiri! Jelas sekali bedanya, bukan?

Ada bermacam-macam penangkapan dalam mempelajari sesuatu. Ada bermacam-macam pengertian. Mengerti arti kata-katanya saja, seperti biasa orang mengerti dan menikmati filsafat muluk-muluk dan merasakan kesenangan dalam membicarakannya. Ini adalah pengertian yang tidak ada arti dan manfaatnya bagi kehidupan, karena pengertian arti kata-katanya saja ini hanya dipergunakan untuk bahan perdebatan memperebutkan kemenangan dan kebenaran kosong, seperti kosongnya kata-kata itu. Ada pula, pengertian teoritis dan pengertian intelek yang diakui oleh batin, namun hanya sampai di situ saja, tidak disertai penghayatannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada pula pengertian mendalam, mengerti yang disertai kesadaran dan kewaspadaan, pengertian ini menciptakan tindakan sendiri yang timbul dari kecerdasan! Untuk memperoleh pengertian yang terakhir inilah kita belajar! Pengertian yang tidak terpisah daripada tindakan. Bukan mengerti lalu bertindak untuk mencapai sesuatu. Melainkan mengerti dan bertindak melepaskan yang palsu, bukan untuk mencari keuntungan dari pelepasan itu, melainkan karena mengerti bahwa itu palsu

|

Sunday, May 16, 2004

Something nice to read 

Tuhan yang Mahabaik memberi kita ikan,
tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya.

Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat,
mungkin kamu tidak akan pernah mulai.

Mulailah sekarang...
mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya.

Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai,
tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.

Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan,
tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan.

Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah,
dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya.

Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya
sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya.

Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah ..
hati seorang wanita.

Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga

Persahabatan sejati layaknya kesehatan,
nilainya baru kita sadari setelah kita kehilanganNya.

Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatiMu
dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya.

Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita.

Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan,
tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain...
tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu.

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran.

Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah.

Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman,
jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya
dan menyenangkan kalau kamu bisa melihat keunikannya
tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan
kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.

Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan,
kegunaannya terletak pada penerapan yang benar,
orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal,
sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.

Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja,
tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta.

Tak seorang pun sempurna.

Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.

Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.

Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita
adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.

Kamu tak bisa mengubah masa lalu....
tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.

Bila Kamu mengisi hati kamu ...
dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan,

Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri.

Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan
dan hari esok tanpa rasa takut,
berarti kamu sudah berada dijalan yang benar menuju sukses.


|

Are we the Whiners?  

Are we the Whiners?
Apakah kita adalah orang yang senang mengeluh?



Rasanya kita semua tidak kenal dengan orang yang bernama Jean-Dominique
Bauby, kecuali Anda perempuan dan berbahasa Perancis atau suka membaca
majalah bernama Elle. Ia pemimpin redaksi Elle. Tahun 1996 ia meninggal
dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang "ditulisnya"
secara sangat istimewa dan diberinya judul Le Scaphandre et le Papillon
(The Bubble and the Butterfly).

Tahun 1995 ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia
mengalami apa yang disebut 'locked-in syndrome', kelumpuhan total yang
disebutnya 'seperti pikiran di dalam botol'. Memang ia masih dapat
berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak.
Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata
kirinya. Jadi itulah caranya berkomunikasi dengan para perawatnya, dokter
rumah sakit, keluarga dan temannya. Mereka menunjukkan huruf demi huruf
dan si Jean akan berkedip bila huruf yang ditunjukkan adalah yang
dipilihnya. "Bukan main", kata Anda. Ya, itu juga reaksi semua yang
membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi
hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean,
barangkali kita harus menangis dulu berhari-hari.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap
menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal
3 hari setelah bukunya diterbitkan. Jadi, "Berapapun problem dan stress
dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan
si Jean!" Apa yang a.l. ditulisnya di memoarnya itu? "I would be the
happiest man in the world if I could just properly swallow the saliva that
permanently invades my mouth". Bayangkan, menelan ludah pun ia tak mampu
:-(. Jadi kita yang masih bisa makan bakmi, ngga usahlah Bakmi Gajah Mada,
indomie yang Rp 500 saja, seharusnya sudah berbahagia 100 kali lipat
dibanding si Jean. Kita bahkan senantiasa mengeluh, setiap hari, sepanjang
tahun. We are the constant whiners.

Apa lagi yang dikerjakan Jean di dalam kelumpuhan totalnya selain menulis
buku? Ia mendirikan suatu asosiasi penderita 'locked-in syndrome' untuk
membantu keluarga penderita. Ia juga menjadi "bintang film" alias memegang
peran di dalam suatu film yang dibuat TV Perancis yang menceritakan
kisahnya. Ia merencanakan buku lainnya setelah ia selesai menulis yang
pertama. Pokoknya ia hidup seperti yang dikehendaki Penciptanya, 'to
celebrate life', to do something good for others.

Jadi, betapapun kemelutnya keadaan kita saat ini, mereka yang sedang
stress berat, mereka yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun
melawan orang lain atau anggota keluarga, mereka yang sedang tidak bahagia
karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, mereka yang jalannya masih
terpincang-pincang karena baru saja terinjak paku, mereka yang sedang
di-PHK, saya yakin kita masih bisa menelan ludah. Semoga kita semua tidak
terus menjadi whiner, pengeluh abadi, manusia yang sukar puas. Kata orang
bijak, "Think and Thank", berfikirlah dan kemudian bersyukurlah

|

Tuesday, May 11, 2004

Melarikan diri sen­diri dari kenyataan hidup 

Betapa banyaknya di antara kita yang melarikan diri sen­diri dari kenyataan hidup! Melarikan diri dari kepahitan hidup! Lalu mengejar-ngejar kemanisan hidup! Padahal, pelarian dari yang pahit dan pengejaran yang manis itu tidak ada bedanya sama sekali.

Melarikan diri dari yang pahit lalu ber­lindung kepada sesuatu itu berarti juga mengejar kemanisan yang diharapkan bisa didapatkan dari tempat berlindung itu. Dan selama pengejaran akan sesuatu yang dianggap manis dan menyenangkan ini terjadi, maka kita akan terus menerus terseret ke dalam lingkaran setan yang tiada habisnya. Pelarian tidak akan melenyapkan duka, pelarian tidak akan melenyapkan kegelisahan dan rasa takut. Mungkin saja dapat mendatangkan hiburan sesaat, namun duka itu, rasa takut itu, tidak akan lenyap, hanya untuk sementara waktu terselubung saja oleh hiburan yang didatangkan oleh pelarian. Setiap saat akan muncul kembali!

Kita semua mengenal apa penyesalan itu, apa kekecewaan itu, dan apa rasa takut serta kedukaan itu. Mengapa kita selalu harus mencari hiburan di mana kita dapat berlindung untuk melarikan diri dari hal-hal yang tidak enak itu? Mengapa kita tidak pernah berani menghadapi semua itu, menghadapi mereka di waktu mereka itu timbul, menghadapinya dengan langsung, memandangnya dan menanggulanginya di saat mereka muncul sehingga mereka itu akan lenyap di saat itu juga dan takkan pernah muncul kembali? Penanggulangan ini bukan berarti mengusahakan agar mereka lenyap, sama sekali bukan. Melainkan menghadapi duka pada saat itu menyerang kita, memandang dan menyelaminya secara langsung, mengenal luar dalam apa sebenarnya duka itu! Akan tetapi sayang, kita selalu ingin senang, maka begitu timbul sesuatu yang tidak menyenangkan menurut anggapan kita, kita lalu melarikan diri.


|

Duka 

“Duka tidak dapat dihilangkan melalui hiburan, tidak pula dapat dihilangkan melalui pelarlan. Yang penting kita membuka mata melihat kenyataan, jangan membiarkan duka membutakan mata batin. Penglihatan yang terang dengan pengamatan yang waspada akan mendatangkan pengertian, dan hanya pengertian mendalam dan kesadaran yang akan meniadakan duka yang tiada guna dan melemahkan lahir batin itu.”


|

Monday, May 10, 2004

Mengapa ? 

Mengapa kita begitu terbiasa sejak kecil untuk menyimpan segala hal yang terjadi di masa lalu? Mengapa kita selalu mengingat-ingat perbuatan orang lain yang merugikan kita sehingga menimbulkan kebencian? Mengapa kita tidak mau menghapus semua itu, semua ingatan tentang hal-hal yang terjadi di masa lalu, menguburnya dan tidak pernah membongkarnya lagi, melainkan menujukan seluruh pandang mata kita, seluruh hati dan pikiran kita, seluruh keadaan diri kita lahir batin kepada apa yang terjadi SAAT INI saja? Mengapa kehidupan kita saat demi saat begitu tergantung kepada apa yang telah terjadi di masa lalu, yang mempengaruhi setiap gerak-gerik kita, setiap sikap kita terhadap orang lain? Mengapa kita menilai setiap orang lain dari perbuatan-perbuatannya yang lalu? Apakah keadaan manusia itu dapat ditentukan dari satu kali perbuatannya di masa lalu? Mengapa ada benci di dalam hati kita? Mengapa kita mengotori diri sendiri dengan segala macam kebencian, permusuhan, iri hati dan sebagainya itu? Mengapa kita tidak mau mendobrak dan memberontak ter­hadap semua ikatan masa lalu itu dan hidup BARU saat demi saat? Semua pertanyaan ini kiranya teramat penting untuk kita renungkan dan ajukan kepada diri sendiri!

|

Saturday, May 08, 2004

Hidup Bahagia sebagai Penikmat Hidup 

Betapa sering kita memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan. Itu membuat kita menjalani hidup dengan segala rasa kurang puas. Kita tidak pernah memfokuskan diri pada apa yang kita miliki sehingga hidup terasa menjadi sengsara karena selalu merasa kurang dengan apa yang sudah dimiliki.

Banyaknya harta yang kita miliki tidak pernah merasa cukup menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya" tersebut.

Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak harta benda, tetapi orang yang dapat menikmati apa pun yang mereka miliki, tanpa rasa terikat pada kepemilikan itu.

Tentu boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tetapi kita perlu menyadari bahwa itulah akar perasaan tidak tenteram. Sang Buddha selalu mengingatkan hal itu dalam surat dengan berkata demikian. "Kesengsaraan yang sesungguhnya adalah hal yang melekat pada harta duniawi."

Katakanlah kita sudah memiliki rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan hidup yang baik. Tetapi, Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang.

Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, kita ingin yang lebih lagi.


Nikmati dan Bersyukurlah

Kita dapat mengubah perasaan itu dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah, bahwa Anda akan merasakan nikmatnya hidup ini dengan segala yang terjadi pada diri kita.

Banyak orang yang sengsara dan nelangsa (menderita) karena tidak pernah mensyukuri apa yang dimiliki atau terjadi padanya, mereka nelangsa karena melihat apa yang dipunyai dan terjadi pada orang lain.

Kala kita jatuh dalam keputusasaan, harapan merupakan pendamping yang bijaksana, yang senantiasa tidak akan membiarkan kita menjadi putus asa dan putus harapan.

Harapan merupakan sumber kekuatan diri, ketika seseorang yang mempunyai harapan akan merasakan tambahan energi, tambahan tenaga pada dirinya. Maka punyailah selalu Harapan!

Neal Beidleman selamat dari ekspedisi malang pada tahun 1996, ketika delapan orang pendaki gunung tewas di Gunung Everest. Sebagian dari mereka telah membayar uang sebesar 65.000 dolar AS agar mendapat kesempatan mendaki puncak gunung tertinggi di dunia itu.

Saat mengevaluasi penyebab kemalangan tersebut, Beidleman berkata, "Tragedi dan malapetaka... tidak disebabkan oleh suatu keputusan, kejadian, atau kesalahan tunggal, tetapi merupakan titik puncak dari banyak hal dalam hidup Anda. Ada sesuatu yang terjadi, dan kejadian itu menjadi katalisator bagi datangnya semua risiko yang telah Anda ambil."

Di atas Gunung Everest, "sesuatu" itu berupa badai salju yang mengamuk. Menurut jurnalis Todd Burgess, jika bukan karena badai para pendaki gunung itu tetap akan menghadapi banyak tantangan yang penuh risiko. Tetapi, badai itulah yang menunjukkan kelemahan mereka (para pendaki).

Begitu juga dengan kehidupan kita, keputusasaan dan keingininan yang tidak pernah terpuaskan yang menjadi kelemahan kita.

Tidak sedikit orang yang berusaha mengubah nasibnya, namun lebih banyak orang yang tidak tahu bagaimana dan apa prinsip utama untuk mengubah nasib, Apakah yang menentukan nasib seseorang di dunia ini? Apa betul yang disebut nasib itu sudah tidak bisa diperbaiki? Walaupun ada pendapat: "Betul begitu adanya." Tetapi, ingatlah nasihat seorang arif bijaksana yang mengatakan: "Manusia itu diciptakan bukan untuk memahami hidup, tetapi hidup diciptakan untuk dinikmati karena setiap hari adalah hidup baru dan pengharapan baru."


Hidup dengan Pengharapan

Pengharapan adalah keyakinan, bahwa masalah-masalah yang ada tidak berlangsung lama dan semua akan berubah. Untuk merasakan keajaiban hidup kita mungkin harus bisa menjalankan metode suci (divine way), yaitu hidup selaras dengan alam semesta, damai dengan kehendak sang Pencipta dan berdamai dengan semua makhluk ciptaanNya.

Untuk menjadi orang beruntung coba kembangkan intuisi karena keberuntungan sebagian besar merupakan intuisi, yaitu sesuatu yang Anda pikirkan menuntun Anda tanpa disadari. Pepatah mengatakan cipta terwujud dalam dunia imajinasi dulu sebelum menjelma menjadi kenyataan.

Untuk menuntun dan berhubungan dengan intuisi Anda perlu waktu relaks (istirahatkan pikiran) dan dengarkan kata hati (bahasa kalbu), yaitu nurani Anda sendiri.

Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak kita melihat orang sukses sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Hukum Sebab dan Akibat di sini mulai terlihat jelas, Sebab Anda mengerti apa yang Anda inginkan.

Karena itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri untuk bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup ini menuju keberuntungan.

Berpikirlah selalu positif, sehingga Anda akan menjadi orang yang beruntung, banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan jadi majikan diri sendiri.

Ditolak mendatangkan kesuksesan. John Fuhrman dalam bukunya Reject Me, I love it mengatakan yang diperlukan dari Anda adalah bagaimana merespons penolakan dan menggunakannya dengan tepat.

Untuk mendapatkan nasib baik keberuntungan diperlukan usaha, dan mulailah sekarang juga!

Kita sudah mengetahui efek atau akibat dari pikiran-pikiran kita. Para ahli sudah mengakui bahwa orang yang optimistis bisa mendapatkan hal-hal yang menguntungkan dalam hidupnya, dibanding dengan orang-orang yang mempunyai sikap pesimis dalam hal apa pun, termasuk dalam mengelola kesehatan dirinya sendiri.

Orang optimistis yang bisa bersyukur bisa lebih banyak mengembangkan senyum di wajahnya sehingga menekan hormon stres, maka kinerja tubuhnya mengoptimalkan diri, semua organ bekerja dengan optimal dan menghasilkan kesehatan yang prima, dengan sendirinya bisa menghindarkan diri dari ketegangan yang menyebabkan sakit kepala, sakit jantung, dan mengakibatkan stroke atau penyakit berat lainnya. Yang tentu saja mendapat penyakit seperti itu merupakan nasib buruk.


Semua Orang Punya Waktu Sama

Waktu adalah salah satu berkat dari Tuhan yang boleh kita nikmati dan kita pakai sebagaimana kita mau. Tetapi, waktu juga adalah sesuatu yang harus kita pertanggungjawabkan penggunaannya. Suatu hal yang pasti adalah bahwa setiap orang mempunyai waktu yang sama, yaitu dua puluh empat jam dalam satu hari perjalanan hidupnya.

Kenapa ada orang yang merasa selalu kekurangan waktu, sementara yang lain kelebihan waktu sampai harus memikirkan hari ini apalagi yang harus aku kerjakan untuk melewatinya. Setiap saat yang kita lalui sebaiknya bermanfaat bagi kehidupan kita, sebab waktu yang telah lewat tidak akan pernah kembali.

Jadi, camkanlah jangan pernah membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna karena kita akan rugi sendiri. Pusatkan perhatian pada tujuan hidup anda dan tetaplah pegang pada prioritas Anda, jangan lupa bersyukurlah pada apa yang sudah Anda miliki, dan pada apa yang sudah terjadi dalam hidup kita.

Jangan pesimistis, jangan hidup menanti kematian selama masih ada napas, harus gunakan waktu Anda, jangan mengulurnya dengan sia-sia!!


|

Tuesday, May 04, 2004

Kewaspadaan setiap saat terhadap diri sendiri  

Sudah menjadi kebiasaan kita pada umumnya, untuk selalu menilai perbuatan-perbuatan kita yang sudah lalu, menim­bulkan penyesalan, rasa takut, dan se­bagainya. Bahkan telah kita terima se­bagai sesuatu yang benar dan mutlak penting bahwa penyesalan akan penguatan yang lampau dapat menyadarkan kita dan membuat kita tidak lagi melakukan per­buatan yang kita anggap keliru dan yang mendatangkan penyesalan itu. Akan te­tapi, benarkah ini? Beharkah bahwa pe­nyesalan dapat membersihkan kita dari perbuatan sesat di masa mendatang?

Penyesalan selalu datang kalau perbuatan itu SUDAH dilakukan. Dan biasanya, seperti yang dapat kita lihat setiap hari, di sekeliling kita, dalam kehidupan masyarakat, dalam kehidupan kita sen­diri, penyesalanpun akan makin lama makin menipis dan kemudian hilang. Sementara itu, perbuatan kita masih saja penuh dengan kesesatan! Kemudian, se­telah menilai dan mengingat, timbul penyesalan kembali. Perbuatan sesat dan penyesalan hanya susul-menyusul belaka, seperti dalam lingkaran setan yang tiada putus-putusnya! Seperti kalau kita makan makanan yang pedas, yang terasa enak segar di mulut namun sesungguhnya tidak baik bagi perut. Ketika makan amatlah enaknya sehingga kita yang terlalu me­mentingkan keenakan itu tidak lagi ingat kepada perut kita sendiri. Baru setelah perut kita sakit melilit-lilit, kita merasa menyesal dan sadar bahwa terlalu banyak makanan pedas itu tidak baik untuk pe­rut. Namun, penyesalan ini dalam sedikit waktu sudah terlupa lagi kalau kita menghadapi makanan pedas yang segar enak bagi mulut itu! Kenyataannya demi­kianlah! Pengejaran kesenangan membuat kita buta dan baru setelah kesenangan itu terdapat lalu timbul hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti segala ma­cam kesenangan yang memiliki muka gan­da sehingga senang dan susah tak terpisah­kan, lalu timbul penyesalan! Jadi penyesalan itu pada hakekatnya timbul karena aki bat dari kesenangan itu mendatangkan kesusahan kepada kita! Jadi bukanlah si perbuatan sesat itu sendiri yang kita sesalkan, melainkan si akibat yang buruk dari perbuatan yang mendatangkan ke­senangan itu!

Semua ini akan nampak jelas sekali kalau kita waspada terhadap segala gerak-gerik lahir batin kita sendiri, kalau kita waspada terhadap segala sesuatu yang bergerak dalam pikiran kita. Kewaspadaan inilah kesadaran dan kesadaran inilah pengertian, dan pengertian melahirkan perbuatan yang spontan, perbuatan yang tidak lagi dikendalikan oleh pertimbangan dan penilaian pikiran. Karena perbuatan yang dikendalikan oleh pikiran, oleh si aku, sudah pasti perbuat­an itu berdasarkan untung rugi bagi si aku, dan perbuatan seperti ini sudah pasti menimbulkan konflik yang kemudian berakhir dengan kedukaan, termasuk penyesalan yang tiada gunanya itu. Kewaspadaan setiap saat terhadap diri sendirilah yang akan melenyapkan perbuatan-perbuatan sesat yang hanya terjadi dan hanya dilakukan dalam keadaan TIDAK SADAR. Bukan penyesalan yang me­lenyapkan kesesatan-kesesatan itu!

Yang amat penting untuk kita sadari adalah bahwa kewaspadaan setiap saat terhadap diri sendiri lahir batin ini ha­ruslah tidak dikendalikan oleh si aku! Jadi yang ada hanyalah pengamatan saja, kewaspadaan saja, kesadaran akan diri sendiri tanpa ada aku yang mengamati, tanpa ada aku yang waspada dan sadar! Karena kalau ada si aku yang mengatur dan mengendalikan semua kewaspadaan dalam pengamatan itu, maka itu hanya permainan pikiran atau si aku yang tentu mengandung pamrih dalam pengamatan itu, pamrih untuk sesuatu, untuk mencapai sesuatu, entah yang sesuatu itu dinamai kesenangan, kedamaian, kesucian dan sebagainya. Dan semua tindakan dari pikiran atau si aku yang selalu mengejar kesenangan pastilah menimbulkan konflik dan kesengsaraan

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?