<$BlogRSDUrl$>

Tuesday, May 11, 2004

Melarikan diri sen­diri dari kenyataan hidup 

Betapa banyaknya di antara kita yang melarikan diri sen­diri dari kenyataan hidup! Melarikan diri dari kepahitan hidup! Lalu mengejar-ngejar kemanisan hidup! Padahal, pelarian dari yang pahit dan pengejaran yang manis itu tidak ada bedanya sama sekali.

Melarikan diri dari yang pahit lalu ber­lindung kepada sesuatu itu berarti juga mengejar kemanisan yang diharapkan bisa didapatkan dari tempat berlindung itu. Dan selama pengejaran akan sesuatu yang dianggap manis dan menyenangkan ini terjadi, maka kita akan terus menerus terseret ke dalam lingkaran setan yang tiada habisnya. Pelarian tidak akan melenyapkan duka, pelarian tidak akan melenyapkan kegelisahan dan rasa takut. Mungkin saja dapat mendatangkan hiburan sesaat, namun duka itu, rasa takut itu, tidak akan lenyap, hanya untuk sementara waktu terselubung saja oleh hiburan yang didatangkan oleh pelarian. Setiap saat akan muncul kembali!

Kita semua mengenal apa penyesalan itu, apa kekecewaan itu, dan apa rasa takut serta kedukaan itu. Mengapa kita selalu harus mencari hiburan di mana kita dapat berlindung untuk melarikan diri dari hal-hal yang tidak enak itu? Mengapa kita tidak pernah berani menghadapi semua itu, menghadapi mereka di waktu mereka itu timbul, menghadapinya dengan langsung, memandangnya dan menanggulanginya di saat mereka muncul sehingga mereka itu akan lenyap di saat itu juga dan takkan pernah muncul kembali? Penanggulangan ini bukan berarti mengusahakan agar mereka lenyap, sama sekali bukan. Melainkan menghadapi duka pada saat itu menyerang kita, memandang dan menyelaminya secara langsung, mengenal luar dalam apa sebenarnya duka itu! Akan tetapi sayang, kita selalu ingin senang, maka begitu timbul sesuatu yang tidak menyenangkan menurut anggapan kita, kita lalu melarikan diri.


|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?