<$BlogRSDUrl$>

Thursday, February 23, 2006

Kedamaian 

Ada dua orang biarawan yang sudah hidup bersama selama empat puluhtahun dan mereka tidak pernah bertengkar. Satu kali pun belum pernah.Suatu hari, seorang dari mereka berkata, "Tidakkan kau berpikir bahwainilah saatnya kita bertengkar, paling tidak sekali saja?"Biarawan yang lainnya menyahut, "Bagus kalau begitu! Mari kita mulai!Apa yang harus kita pertengkarkan?""Bagaimana kalau sepotong roti ini?" kata biarawan pertama."Baiklah, marilah kita bertengkar karena roti ini. Terus bagaimana kitamelakukannya?" tanya biarawan yang kedua.Biarawan pertama lalu berkata, "Roti ini punyaku. Ini milikku semua."Biarawan yang kedua menjawab, "Kalau begitu, ambil saja."
~~~
Kedamaian tidak perlu dihancurkan oleh sebuah pertengkaran atauperdebatan. Hanya "aku"-lah yang menghancurkan kedamaian. "Ini milikku,dan aku tidak ingin berbagi dengan orang lain." Ketika Anda mempunyaisikap terlekat dan egois seperti itu, hati Anda lambat laun akan semakinmenjadi keras. Inilah musuh utama kedamaian: sebuah hati yang terlekat,keras, dan egois

|

Wednesday, February 22, 2006

Payung Sanubari 

Saat keluar dari rumah, langit tampaknya tidak seperti akan turun hujan, namun aku tetap membawa sebuah payung. Berjalan di atas trotoar, melihat-lihat pejalan kaki juga kebanyakan tidak membawa payung. Tepat pada saat aku sedikit mengeluh mengenai payung yang tidak begitu enak dibawa, hujan tanpa dikehendaki telah turun mengguyur.
Para pejalan kaki yang membawa payung segera membuka payungnya, sedangkan orang yang tidak membawa payung tentu saja lari terbirit-birit, yang tidak membawa payung segera berlari berteduh di toko pinggir jalan, sedangkan yang mempunyai urusan mendesak mau tidak mau terburu-buru mempercepat langkahnya di tengah hujan yang deras, bahkan para wanita cantik dari kalangan priyayi juga hampir berlari, sama sekali tidak ada sikap anggun seperti biasanya.
Aku segera membuka payungku, berjalan perlahan di tengah hujan, "luar payung adalah hujan lebat, sedangkan dalam payung adalah teluk", sungguh nyaman merasakan adanya payung. Hujan, semakin lebat. Jalanan hampir tidak ada orang, kios pedagang yang berada di udara terbuka pinggir jalan dengan kecepatan luar biasa lenyap tak membekas. Pohon, trotoar, rumah dan segenap kota semuanya diselimuti oleh hujan yang membentang luas dan penuh kabut ini.
Menatap sebuah pemandangan yang baru saja terjadi dan datangnya mendadak ini, tiba-tiba timbul persepsi pada diriku, sanubari kita, bukankah setiap saat juga memerlukan sebuah payung? Ya, sanubari kita, setiap saat memerlukan sebuah payung yang hangat, sebab Anda sama sekali tidak tahu kapan hujan angin akan tiba, dengan adanya dia, maka saat datang hujan angin Anda akan tenang, tidak tergesa-gesa, dan santai.
Payung sanubari, bisa membuat Anda berubah menjadi tenang dan merasa bahagia di bawah lindungannya. Di bawah terik matahari, dia akan membuat Anda merasa sejuk, di tengah hujan lebat, dia akan membuat sanubari Anda terhidar dari kebasahan. Di bawah payung, perasaan Anda akan berubah semakin lama semakin baik, Anda akan merasakan dunia ini sepertinya juga berada di bawah payung ini, bagaikan syair, bagaikan lukisan dan seperti Anda.
Payung sanubari, aneka warna-warna nan cemerlang, harum sedap menyegarkan orang, dia tidak membutuhkan Anda berbuat sesuatu untuknya, saat cuaca cerah dan berangin lembut, Anda dapat dengan lembut melipatnya, disimpan dalam lubuk hati yang paling dalam, dengan penuh keyakinan melangkah dalam perjalanan kehidupan. Namun di saat Anda membutuhkannya, dengan sendirinya dia akan dengan nakalnya melompat keluar dari lubuk hati yang dalam, baik secara mendesak ataupun perlahan-lahan membuka sendiri, berjalan bersama dengan Anda.
Sungguh indah merasakan adanya payung. Orang dalam perjalanannya, siapa yang tidak mengharapkan bisa memiliki sebuah payung seperti ini? Sejati, baik dan sabar, bukankah adalah payung sanubari ini?

|

Mulut yang Arif 

Mulut yang Arif - Kata-kata yang terucap keluar, air yang terpancar keluar. Lidah tajam melukai orang, melebihi tajamnya mata pisau membuat orang tidak sanggup menahannya. Dongeng maupun petuah orang kuno sudah sering memperingatkan kita, berhati-hati dalam mengucapkan kata, jangan memamerkan kepandaian bicara, terutama memutar balik fakta, merusak nama orang dengan perkataan keji, membuat fitnah mengadu domba, adalah perbuatan yang merusak moral sendiri, perbuatan yang dihindari oleh manusia sejati.

Yang dikatakan oleh orang dulu sebagai memupuk moral dengan berbuat baik, sungguh suatu akal sehat yang bermakna dalam. Terutama adalah memupuk moral dalam berbicara, suatu perbuatan yang tidak mudah. Luwes dalam berbicara, tidak saja mendatangkan harapan dan keyakinan bagi orang lain, juga mencitrakan moral diri sendiri, siapa yang tidak ingin melakukannya.
Yang berbicara tidak mempunyai suatu tujuan, yang mendengar menangkap arti. Suatu perkataan yang awalnya tanpa tujuan, mungkin dapat menghancurkan seseorang, juga mungkin dapat menolong seseorang. Satu patah kata dapat membangkitkan suatu negara, satu patah kata bisa meruntuhkan suatu negara, sudah banyak contohnya sepanjang sejarah. Tetapi dalam masyarakat yang pandir, senantiasa terjadi perbuatan "celaka datang dari mulut", sehingga kesulitan datang bagai ombak yang menerjang, kesalahan diulang seumur hidup, dikarenakan oleh sebuah mulut yang tidak bermoral!
Prinsip-prinsip demikian, bahkan seorang anak kecil pun tahu. Tetapi, banyak orang yang sudah menghabiskan separuh umurnya pun, masih saja berbuat kesalahan dengan sengaja. Lihatlah media massa yang belakangan ini sering mengetengahkan "kata-kata kasar" yang riuh rendah, apakah pernah terbersit dalam pikiran Anda, bahwa Anda pun melakukan kesalahan yang sama?

Source:(Erabaru.or.id)

|

Ada orang bertanya, apakah yang paling kuat di dunia ini? 

Ada orang bertanya, apakah yang paling kuat di dunia ini?

Besi dan baja paling kuat, namun api membara dapat melarutkannya.
Api membara paling kuat, namun air dapat memadamkannya.
Air bah paling kuat, namun matahari dapat menguapkannya. .
Matahari paling kuat, namun lapisan awan dapat menutupinya.
Awan paling kuat, namun topan dapat mengembusnya.
Badai angin paling kuat, namun gunung tinggi dapat menahannya.
Gunung tinggi paling kuat, namun pendaki gunung dapat menaklukkannya.
Singa dan harimau paling kuat, namun lalat atau semut dapat menggigitnya.
Orang jahat paling kuat, namun ketakutan dapat mengejutkannya.
Kematian paling kuat, namun orang yang memahami kebenaran mampu mengatasinya.

Kalau begitu, apakah yang paling kuat?

Orang yang mempunyai keyakinan paling kuat.

Orang yang mempunyai keyakinan, dia bisa tidak takut pada langit dan bumi, tidak merasa gentar terhadap hidup maupun mati, Dia bisa bersandar pada paramita (kesempurnaan) di dalam hatinya, tidak kaget dengan kemuliaan dan kehinaan duniawi, benar-benar memahami akan hakikat dan arti kehidupan.

Orang yang memiliki pandangan arif dan bijaksana paling kuat.

Orang yang memiliki pandangan arif bijaksana, mengetahui mana yang benar atau salah, baik atau jahat, mengetahui karma sebab-akibat, mengetahui manfaat baik atau buruk, mengetahui baik, jahat, kesesatan dan kesadaran, tidak akan tersesat.

Orang yang memiliki kearifan paling kuat.

Orang yang memiliki kearifan mengerti tentang segala sesuatu, memahami kebajikan dan moralitas, mampu membuka pikirannya, rendah hati dan penuh perhatian, memahami segala sesuatu dengan mendalam, mengambil keputusan yang adil, jujur, dan rasional.

Orang yang mempunyai belas kasih paling kuat.

Kekuatan belas kasih, memperlakukan dengan baik terhadap segalanya. Kekuatan belas kasih, mengatasi keinginan irasional dan nafsu pribadi. Kekuatan belas kasih, membuat masalah menjadi lancar dan harmonis: kekuatan belas kasih, timbul dari hati yang lapang.

Orang yang lemah lembut paling kuat.

Kelembutan dapat mengatasi kekerasan. Gigi dan lidah, gigi lebih keras dibanding lidah, namun saat manusia mulai tua, gigi mulai tanggal, sedangkan lidah tetap utuh seperti semula. Maka dari itu sebagai manusia harus berdasarkan kelembutan bukan kekerasan, mengandalkan keteguhan dan tidak bermalas-malasan untuk memenangkan kesuksesan.

Di atas dunia ini, pada umumnya orang pasti berharap diri sendiri menjadi seorang yang kuat, namun di antara orang yang kuat pasti masih ada yang lebih kuat, sebagaimana yang disebut bahwa di luar manusia masih ada manusia, di luar langit masih ada langitnya, kuda yang liar di tunggangi oleh orang yang sesuai, obat beracun pasti ada orang yang tahu penawarnya dengan cara racun dilawan dengan racun.

Maka, di atas dunia ini tidak ada yang benar-benar paling besar dan kuat, yang ada hanya kebaikan paling besar, dan hanya sebab akibat yang paling kuat.

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?