<$BlogRSDUrl$>

Friday, November 16, 2007

Kegigihan 

Orang sukses bukan tidak pernah gagal, melainkan mereka tidak pernah
menyerah. Sikap tersebut memerlukan mentalitas yang gigih. Kegigihan
adalah salah satu unsur kehidupan yang sangat penting bagi kita.
Sebagian besar orang-orang yang sukses memiliki mental seperti itu.
Sebagai contoh, Laksamana Peary baru berhasil mencapai Kutub Utara
setelah berupaya 8 kali. Sementara Thomas Alfa Edison melakukan
eksperimen 1.000 kali sebelum berhasil menemukan bola lampu dan 1.000
paten terbanyak sepanjang masa. John Creasey ditolak 743 kali oleh
penerbitnya, sebelum berhasil menerbitkan 560 judul buku, yang telah
terjual lebih 60 juta kopi. Begitupun yang terjadi pada Albert
Einstein, Abraham Lincoln, dan lain sebagainya. Mereka tidak memiliki
kelebihan khusus kecuali kegigihan.

Presiden USA ke 30, Calvin Coolidge mengatakan, "Tidak ada sesuatupun
di dunia ini yang dapat menggantikan kegigihan". Bakat ? Sudah sangat
umum orang yang tidak berhasil karena ia hanya mengandalkan bakat.
Kecerdasan ? Sangat banyak orang yang cerdas tetapi tidak punya apa-
apa. Pendidikan yang tinggi ? Di dunia ini sangat banyak orang
terlantar yang berpendidikan cukup tinggi. Kegigihan dan tekad kuat
saja yang memiliki kekuatan besar. Ketika kita memutuskan untuk tetap
melanjutkan upaya hingga tercapai tujuan, itulah kegigihan. Meskipun
tidak mudah memilikinya, tetapi kehidupan ini sendiri sebenarnya dapat
membentuk kegigihan kita.

Langkah yang dapat kita tempuh untuk membangkitkan mentalitas
kegigihan kita adalah membaca dan mendengar kisah tentang bagaimana
orang-orang sukses di dunia mengatasi berbagai rintangan sampai
akhirnya mereka berhasil menjadi pemenang. Bila kita mengorek
informasi lebih jauh tentang perjuangan mereka, kita akan mendapati
bahwa mereka tak jauh berbeda dengan kita. Jika kita memiliki kualitas
kegigihan seperti mereka, berarti kitapun mampu melakukan sesuatu yang
luar biasa.

Memiliki target yang jelas dan terukur juga dapat membangkitkan
kegigihan. Ketika segalanya berjalan sulit atau tantangan semakin
besar, baiknya fokuskan pada target yang ingin kita capai. Orang yang
sukses pasti memiliki kreatifitas untuk menciptakan alternatif-
alternatif mengatasi kesulitan di tengah proses pencapaian tujuan.
Target yang jelas merupakan sumber kreatifitas, keberanian dan energi
untuk tetap gigih berupaya.

Melakukan visualisasi akan sangat mempengaruhi semangat dan suasana
hari-hari kita. Caranya adalah mengosongkan pikiran terlebih dahulu.
Kemudian pejamkan mata, dan lihatlah diri kita sejelas-jelasnya.
Misalnya melihat diri kita mendapatkan sebuah penghargaan, lalu
diminta memberikan kata sambutan di panggung sebagai seorang ilmuwan
yang telah menemukan tehnologi terbaru dan efektif memajukan hasil
pertanian 100 kali lipat. Kemudian kita juga akan melihat disana kita
berbicara dengan percaya diri dan profesional serta memberikan
inspirasi kepada banyak orang yang menghadiri acara tersebut.
Bayangkan bagaimana seumpama kita nanti benar-benar mengalaminya.
Melakukan visualisasi sesering dan sejelas mungkin seperti itu dapat
membangkitkan tekad kita untuk melakukan langkah-langkah yang luar
biasa. "Ingatlah selalu bahwa tekad Anda untuk sukses adalah lebih
penting daripada apapun," terang Abraham Lincoln.

Auto-suggestion atau afirmasi adalah melakukan ulangan dengan menulis
atau mengucapkan sebuah harapan secara berulang-ulang. Misalnya
menyatakan, "Aku akan selalu menyambut hari baru dengan penuh semangat
dan senyum yang paling manis. Aku akan menikmati setiap tantangan."
Itu hanya sebuah contoh afirmasi, dan semua orang bisa menuliskan atau
mengucapkan harapan yang positif sesuai keinginan masing-masing untuk
meningkatkan kegigihan. Melakukan auto-suggestion atau afirmasi bagi
orang lain yang tidak mengerti tujuan yang hendak kita capai mungkin
akan menganggap kita gila. Tetapi menurut Albert Cray, "Salah satu
penentu sukses yang umum adalah membiasakan diri melakukan hal-hal
yang tidak dilakukan oleh orang-orang yang gagal." Karena
auto-suggestion atau afirmasi dengan disertai keyakinan terbukti
sangat berpengaruh terhadap pikiran dan kegigihan kita dalam melakukan
langkah-langkah yang mendekatkan diri terhadap target yang ingin kita
capai.

Kita harus pandai dan berhati-hati memilih komunitas, karena
kekeliruan memilih dapat menyebabkan semangat kita turun drastis.
Sebaliknya semangat atau kegigihan kita akan terpacu bila kita
dikelilingi dengan orang-orang yang berpikir dan memiliki kebiasaan
positif. Mereka terdiri dari orang-orang yang memiliki semangat luar
biasa untuk lebih baik dan kemauan belajar yang tinggi.

Secara garis besar, kita harus belajar dari kehidupan yang terus
berputar. Memang banyak diantara kita yang jatuh. Tetapi bila kita
memilih untuk menang, sebenarnya mahkota kesuksesan itu berada sangat
dekat dengan saat kita memulai. Jadi meskipun kecepatan kita rendah
dalam menciptakan kemajuan, pastikan untuk tidak pernah menyerah dan
tetap gigih melangkah.

Sumber : Kegigihan oleh Andrew Ho.

|

Memahami dengan melihat pengalaman orang lain 

Suatu petang di awal 2007, saya dan rekan kerja saya bersiap
untuk berangkat ke Puncak, tepatnya tujuan kami adalah Hotel Yasmin.
Kami sedang mempersiapkan untuk suatu kegiatan konferensi nasional
internal perusahaan kami. Setelah diskusi sejenak dimana kami harus
makan malam, kami memutuskan untuk makan malam di sekitar Cisarua,
selain terlalu malam kalau menunggu sampai di Hotel Yasmin,
cacing-cacing di perut kami telah berontak menunggu jatah. Saya
mengusulkan untuk mencoba satu restoran referensi dari rekan kerja
yang lain, yaitu Balé Cipayung.

Setelah memarkirkan kendaraan, kami bergegas masuk ke lokasi
restoran yang ternyata asri dengan beberapa saung di atas dikelilingi
kolam buatan, suasana yang sangat mendukung untuk menikmati makan
malam. Kami memesan beberapa makanan yang katanya merupakan menu
spesial dan favorit di tempat tersebut. Salah satu menu yang
direkomendasikan adalah Colenak, wah apa itu yah ? coba aja deh…..
buat appetizer.

Colenak telah disajikan dengan tampilan yang menarik dan
keliatannya enak dengan top up vla santan. Kami segera mengambil garpu
dan mencicipinya, saya memotong sedikit Colenak yang ada dan
mencicipinya karena rasa ingin tahu – apakah Colenak ini ? Saya
rasakan ternyata tape … wah enak juga neh… kemudian saya bicara dengan
rekan kerja saya enak juga yah tape dibuat kaya gini. Teman saya,
Bapak Herly, mengernyitkan dahi dan bilang "ini bukan tape pak, tapi
pisang !". Saya karena yakin bisa membedakan rasa tape dan pisang,
ngotot bahwa bahan yang dipakai bukan tape tetapi pisang, seraya
mengambil potongan kecil lagi untuk meyakinkan. Dan kami masing-masing
tetap yakin dengan kemampuan merasa kami masing masing. Jadi saya
tetap ngotot itu tape dan Bapak Herly yakin itu pisang. Yah udah tidak
kami bahas lagi, dan saling ngotot membuat kami makin lapar dan menu
utama sudah dihidangkan, kami tinggalkan Colenak yang ada untuk
menyantap menu utama.

Ah, kenyang sudah dan nikmat juga menu-menu yang dihidangkan,
dan karena mubazir kalau Colenak yang jadi bahan ngotot itu tersisa,
saya ajak Bapak Herly untuk menghabiskannya. Entah bagaimana, saat
kami mengambil potongan Colenak, kami baru sadar, karena ternyata kali
ini saya merasakan pisang dan Bapak Herly merasakan tape....
Wakzzzzzz.... setelah kami perhatikan lebih jeli ternyata memang di
bawah vla santan tersebut ada dua buah potongan besar dimana satunya
adalah pisang dan satunya adalah tape..... Akhirnya kami sama-sama
tersenyum kecut... menyadari kengototan kami masing-masing.
Colenakkk.... duh Colenakk.... dicocol enak walau buat kami ngotot dan
akirnya ketawa bersama.

Seringkali dalam hidup, baik dalam keluarga, dalam
persahabatan maupun dalam dunia kerja di perusahaan tempat kita
bekerja, kita saling beradu argumentasi, mempertahankan sikap
masing-masing dengan fakta-fakta dan pengalaman yang kita punya.
Sebagai orang tua kita merasa punya pengalaman yang lebih terhadap
suatu keadaan sehingga sering berselisih paham dengan anak maupun
pasangan hidup, Sebagai atasan seringkali kita merasa lebih tahu akan
suatu keadaan dan berselisih dengan rekan kerja lain baik bawahan
ataupun juga dengan kolega kerja yang selevel.

Memahami dengan melihat pengalaman orang lain sebagai
informasi / fakta tambahan ternyata sangat berarti. Kalau saja kami
mau menunda penilaian dan mencoba berbagi tempat dan mencoba bagian
lain mungkin kami tidak akan saling ngotot. Walaupun begitu pengalaman
ini memberi moment of truth yang berarti buat saya. Selamat berbagi
dan siap berkolaborasi….

Colenak duh.... dicocol enak.....

Be yourself !
Be the best !!
Be a better of YOU !!!

Source: The Acesia

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?