<$BlogRSDUrl$>

Tuesday, May 18, 2004

Kesenangan 

Kesenangan, terutama sekali kesenang­an yang diperoleh dari pemuasan gejolak berahi, memang dapat membutakan mata, melumpuhkan kewaspadaan batin dan menyuramkan kesadaran. Betapa banyaknya tercatat dalam sejarah betapa orang-orang besar, orang-orang gagah perkasa yang kokoh kuat batinnya, tidak goyah oleh godaan penawaran harta dan keduduk­an mulia, akhirnya runtuh dan jatuh, hancur seluruh pertahanannya yang kokoh kuat, karena dilanda oleh godaan berupa kesenangan dan pemuasan berahi ini!

Raja-raja besar terguling dari singgasana mereka, pendeta-pendeta suci runtuh dari kesuciannya, wanita-wanita setia gugur dari kesetiaannya, semua dikarenakan godaan kesenangan ini! Akan tetapi, mereka yang terseret oleh segala macam kesenangan, juga kesenangan yang timbul dari kenikmatan pemuasan berahi, adalah orang-orang yang berada dalam keadaan tidak sadar! Orang-orang yang sadar dan waspada setiap saat akan dirinya sendiri, akan selalu melihat kenyataan sedalam-dalamnya sehingga tidak mudah tergelincir. Orang yang berada dalam keadaan­ tidak sadar itu dimabuk oleh bayangan-bayangan kesenangan sehingga baginya yang nampak hanyalah bayangan atau gambaran kesenangan itu saja, maka dia mau terjun dengan nekat ke dalam kesenangan itu tanpa melihat bahwa di balik segala macam kesenangan itu telah menanti rangkaian yang tak terpisahkan dari kesenangan itu sendiri, yaitu ketakutan dan kedukaan. Sebaliknya, orang yang selalu waspada akan melihat kenyataan itu, akan melihat kedukaan dan kesengsaraan yang tersembunyi di balik sinar menyilaukan dari kesenangan, se­hingga dia akan bertindak bijaksana dan cerdas, tidak memasuki kesenangan de­ngan mata terpejam dan secara membuta saja!

Hal ini dapat dilihat jelas, kalau kita menghadapi makanan lezat. Orang yang tidak pernah waspada terhadap diri­nya sendiri, begitu melihat makanan, yang nampak hanyalah kelezatannya saja dan makanlah dia sepuas-puasnya, dan baru setelah perutnya sakit atau timbul akibat buruk dari makan enak terlampau banyak itu, dia akan mengeluh panjang pendek dan menyalahkan si makanan lezat! Sebaliknya, orang yang waspada setiap saat akan dirinya sendiri dan akan apa saja yang dihadapinya, melihat juga kelezatan itu akan tetapi di samping itu akan melihat pula akibat-akibat buruk yang menjadi rangkaian kelezatan itu sehingga tindakannya menjadi bijaksana, dia tidak terlalu gembul melainkan ma­kan dengan hati-hati. Dan andaikata dia sampai terkena sakit perut sekalipun dia tidak akan menyalahkan siapa-siapa, melainkan melihat jelas bahwa kesalahan itu adalah kesalahannya sendiri! Jelas sekali bedanya, bukan?

Ada bermacam-macam penangkapan dalam mempelajari sesuatu. Ada bermacam-macam pengertian. Mengerti arti kata-katanya saja, seperti biasa orang mengerti dan menikmati filsafat muluk-muluk dan merasakan kesenangan dalam membicarakannya. Ini adalah pengertian yang tidak ada arti dan manfaatnya bagi kehidupan, karena pengertian arti kata-katanya saja ini hanya dipergunakan untuk bahan perdebatan memperebutkan kemenangan dan kebenaran kosong, seperti kosongnya kata-kata itu. Ada pula, pengertian teoritis dan pengertian intelek yang diakui oleh batin, namun hanya sampai di situ saja, tidak disertai penghayatannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada pula pengertian mendalam, mengerti yang disertai kesadaran dan kewaspadaan, pengertian ini menciptakan tindakan sendiri yang timbul dari kecerdasan! Untuk memperoleh pengertian yang terakhir inilah kita belajar! Pengertian yang tidak terpisah daripada tindakan. Bukan mengerti lalu bertindak untuk mencapai sesuatu. Melainkan mengerti dan bertindak melepaskan yang palsu, bukan untuk mencari keuntungan dari pelepasan itu, melainkan karena mengerti bahwa itu palsu

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?