<$BlogRSDUrl$>

Sunday, May 16, 2004

Are we the Whiners?  

Are we the Whiners?
Apakah kita adalah orang yang senang mengeluh?



Rasanya kita semua tidak kenal dengan orang yang bernama Jean-Dominique
Bauby, kecuali Anda perempuan dan berbahasa Perancis atau suka membaca
majalah bernama Elle. Ia pemimpin redaksi Elle. Tahun 1996 ia meninggal
dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang "ditulisnya"
secara sangat istimewa dan diberinya judul Le Scaphandre et le Papillon
(The Bubble and the Butterfly).

Tahun 1995 ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia
mengalami apa yang disebut 'locked-in syndrome', kelumpuhan total yang
disebutnya 'seperti pikiran di dalam botol'. Memang ia masih dapat
berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak.
Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata
kirinya. Jadi itulah caranya berkomunikasi dengan para perawatnya, dokter
rumah sakit, keluarga dan temannya. Mereka menunjukkan huruf demi huruf
dan si Jean akan berkedip bila huruf yang ditunjukkan adalah yang
dipilihnya. "Bukan main", kata Anda. Ya, itu juga reaksi semua yang
membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi
hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean,
barangkali kita harus menangis dulu berhari-hari.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap
menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal
3 hari setelah bukunya diterbitkan. Jadi, "Berapapun problem dan stress
dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan
si Jean!" Apa yang a.l. ditulisnya di memoarnya itu? "I would be the
happiest man in the world if I could just properly swallow the saliva that
permanently invades my mouth". Bayangkan, menelan ludah pun ia tak mampu
:-(. Jadi kita yang masih bisa makan bakmi, ngga usahlah Bakmi Gajah Mada,
indomie yang Rp 500 saja, seharusnya sudah berbahagia 100 kali lipat
dibanding si Jean. Kita bahkan senantiasa mengeluh, setiap hari, sepanjang
tahun. We are the constant whiners.

Apa lagi yang dikerjakan Jean di dalam kelumpuhan totalnya selain menulis
buku? Ia mendirikan suatu asosiasi penderita 'locked-in syndrome' untuk
membantu keluarga penderita. Ia juga menjadi "bintang film" alias memegang
peran di dalam suatu film yang dibuat TV Perancis yang menceritakan
kisahnya. Ia merencanakan buku lainnya setelah ia selesai menulis yang
pertama. Pokoknya ia hidup seperti yang dikehendaki Penciptanya, 'to
celebrate life', to do something good for others.

Jadi, betapapun kemelutnya keadaan kita saat ini, mereka yang sedang
stress berat, mereka yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun
melawan orang lain atau anggota keluarga, mereka yang sedang tidak bahagia
karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, mereka yang jalannya masih
terpincang-pincang karena baru saja terinjak paku, mereka yang sedang
di-PHK, saya yakin kita masih bisa menelan ludah. Semoga kita semua tidak
terus menjadi whiner, pengeluh abadi, manusia yang sukar puas. Kata orang
bijak, "Think and Thank", berfikirlah dan kemudian bersyukurlah

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?