<$BlogRSDUrl$>

Sunday, January 06, 2008

Menghadapi Tekanan Hidup 

"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita
untuk terus bertumbuh"
- John Gray -

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan.
Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko.
Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini
dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan
perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan. Nah, tekanan itu
sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan
bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan
ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai
tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam
menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, TIPE KAYU RAPUH.
Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini
kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya.
Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi. Sedikit
kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak
berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, TIPE LEMPENG BESI.
Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya.
Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar
dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga
orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak
dalam kondisi berlarut-larut. Tambahan tekanan sedikit saja, membuat
mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau
mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang
masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu
membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, TIPE KAPAS.
Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba,
orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas.
Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat
terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali
ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai
kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, TIPE MANUSIA BOLA PINGPONG.
Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan
tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka
bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba
perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas
dengan lebih dahsyat.

Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins
dalam salah satu biografinya. Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja
membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi,
justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif
dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini
pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang
performance-nya bagus sekali. Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya
tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang
suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya.
Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut.
Malahan, ia berusaha membangun network, mengubah cara kerja, dan
membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru
tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich
Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan
deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja
paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia
yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya. Dari sanalah ia
melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of
The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi
Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk
dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia
berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis ; dimana A Comrade Paper
Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang
adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri
Anda ? Bagaimana reaksi Anda ? Tidak menjadi persoalan di mana Anda
saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh
ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke
level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi
menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda ?
Selamat berjuang, dan sukses !

Dikutip dari The Acesia

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?