<$BlogRSDUrl$>

Saturday, May 26, 2007

Mengapa Rumput Tetangga Kelihatan Lebih Hijau 

"Saat diri kita merasa lemah dibandingkan orang lain, cobalah melihat
`kebawah', maka kita akan merasa bersyukur, karena masih banyak orang
lain yang hidup dibawah standard kita. Dan saat kita berada di puncak
kemenangan, cobalah melihat `keatas', akan nampak banyak tantangan
yang masih belum kita raih ; dan mengobarkan semangat di dalam hati
kita untuk berjuang menjadi lebih baik".
- Sonny Vinn -

"Wah, enak ya si Ani. Baru bekerja satu tahun sudah menjadi
manager. Coba lihat kita-kita ini, sudah bekerja lima tahun, eh,
pangkat gak pernah naik, gaji juga naiknya dikit banget. Enggak adil
deh kayaknya hidup ini", gerutu Susi kepada rekan-rekannya saat makan
siang. Susi merasa kerja kerasnya selama ini tidak begitu dihargai di
kantor, karena justru dalam pemilihan manager baru, rekan kantornya
yang lebih yunior justru yang dipilih. Sambil memendam kekesalannya,
Susi sore itu pulang tepat pukul lima sore. Seperti biasa, Susi naik
bus berdesak-desakan dengan orang lain ; dan dua jam kemudian
sampailah Susi di daerah perumahan baru di ujung kota.

Sambil berjalan, di dalam hati Susi masih merasa kesal dengan
kejadian di kantornya tadi siang. Tinggal jarak beberapa meter lagi
dari rumahnya, Susi melihat tetangganya Sari juga baru saja pulang.
Yang membuat Susi terkejut, Sari yang biasanya beberapa kali pulang
satu bus dengannya, kini mengendarai mobil baru. Bukan mobil mewah
memang, tapi setidaknya hal ini membuat Susi kembali `panas' ; maklum,
Sari yang diketahuinya adalah pengantin baru yang mestinya belum
mempunyai `cukup modal' untuk membeli mobil baru. Bahkan dari
pengamatan Susi, setidaknya tingkat ekonomi keluarganya `lebih baik'
daripada Sari.

Sesampainya di rumah, Susi segera mencari suaminya dan
menceritakan semua kekesalannya hari itu. Dalam kekesalannya, Susi
beberapa kali sempat mengatakan bahwa dunia ini tidak adil, mengapa
orang yang sudah berjuang sekian lama tidak mendapatkan pahala yang
pantas, sebaliknya orang yang menurutnya baru `sedikit berjuang',
sudah bisa mendapatkan lebih banyak darinya. Sang suami, mendengarkan
sejenak, dan kemudian berkata dengan bijak ,"Istriku, wajar sekali apa
yang dikau pikirkan, terutama bila dikau merasa sudah berjuang keras
tapi tidak mendapatkan sebanyak yang diperoleh orang lain. Tapi satu
hal yang perlu dicermati adalah, dikau hanya melihat dari luarnya
saja.. Mungkin saja rekan kantormu baru sebentar bekerja, tapi di lain
pihak bisa saja dia memberikan kontribusi lebih banyak darimu. Dan
tetangga kita ; mungkin dari sisi ekonomi dia harus bekerja lebih
keras untuk membeli mobil itu, mungkin juga dengan cara mencicilnya.
Dikau hanya merasa iri, merasa cemburu sesaat saja. Cobalah untuk
melihat dunia ini dari berbagai sisi. Dirimu sendiri saat ini, bisa
jadi merupakan suatu `idola' bagi orang lain yang merasa di bawahmu.
Apa yang telah dikau capai hingga hari ini adalah hasil kerja kerasmu,
dan juga atas rahmat dari Tuhan. Maka, bersyukurlah atas semua yang
bisa kita nikmati hingga hari ini, dan terus berjuanglah, untuk
memperoleh lebih baik di dalam hidupmu ………."

Seringkali dalam hidup ini kita melihat `rumput tetangga'
lebih hijau dari kita ; baik dalam hal material, cara pikir,
kepandaian, sikap, kemampuan personal, kemampuan berkomunikasi, dan
sebagainya. Ini adalah hal yang normal, karena memang kita sebagai
manusia tidak pernah puas dengan segala hal yang kita miliki, dan
selalu ingin lebih dan lebih setiap saat. Yang membedakan adalah, ada
orang tertentu yang mengungkapkan ketidak puasannnya dengan cara yang
kurang tepat, misalnya dengan menggosipkan orang lain yang lebih
berhasil, mencari-cari letak kelemahan orang tersebut, atau juga bisa
hanya pasrah begitu saja. Bahayanya adalah, ketidak puasan dengan
jalan seperti ini tidak akan membawa manfaat apapun, malah hanya akan
menimbulkan rasa dendam, iri hati dan dengki terhadap kesuksesan orang
lain. Dalam jangka panjang, secara tidak langsung proses ini akan
mampu mempengaruhi sikap, cara pikir dan tindakan kita menjadi lebih
negatif dari sebelumnya.

Atau, kita bisa merasa tidak puas, dan mencoba mewujudkannya
dengan cara yang berbeda ; misalnya daripada bermusuhan atau iri hati
dengan orang yang sukses, mengapa tidak mencoba berteman dengannya ?
Bukankah mempunyai teman orang sukses, setidaknya ada satu atau dua
tips yang bisa kita tiru, dan mulai kita coba lakukan di dalam hidup
kita. Dari sisi yang positif, iri hati akan prestasi orang lain bisa
membakar semangat di dalam hati kita agar bisa seperti mereka ; bisa
membantu kita berimajinasi akan sesuatu hal yang lebih baik, yang
mungkin selama ini tidak pernah kita pikirkan.

`Rumput tetangga' lebih hijau bukan karena lebih bagus, tapi
karena `ditanam' dengan `cara yang tepat'. Karena itu milikilah
prinsip untuk belajar `menanam' dengan baik, dengan kerja keras dan
gairah yang tinggi, agar kita pun suatu saat juga bisa mempunyai
`rumput' yang tidak kalah hijau dengan `rumput' tetangga. Selamat
berjuang ! Sukses untuk anda !

Dikutip dari The Acesia

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?