<$BlogRSDUrl$>

Monday, June 07, 2004

Perangkap Tikus 

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani
dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya? Dia terkejut
sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke
ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan; "Awas, ada
perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam
rumah!"

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah,
mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini
memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada
masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah."

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap tikus
di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!"
"Wah, aku menyesal dengar khabar ini," si kambing menghibur dengan penuh
simpati, "tetapi tak ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa.
Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doa doaku!"

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
" Oh? sebuah perangkap tikus, jadi saya dalam bahaya besar ya?" kata lembu
itu sambil ketawa.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah, kepala tertunduk dan merasa begitu
patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi
perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari
pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa
melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat
mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah
sakit.

Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang
akan memberikan orang yg sakit demam panas minum sup ayam segar, jadi
petani itu pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari bahan-bahan
untuk supnya itu.

Penyakit isterinya berkelanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya
datang menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itupun
menyembelih kambingnya untuk memberi makan para tamu itu.

Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Dia mati, jadi makin banyak lagi
orang-orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah
menyembelih lembunya agar dapat memberi makan para pelayat itu.

Moral kisah ini:
Apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir
itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada 'perangkap
tikus' di dalam rumah, seluruh 'ladang pertanian' ikut menanggung
risikonya.

Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari baiknya.

|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?