<$BlogRSDUrl$>

Monday, April 26, 2004

Kerinduan akan cinta kasih 

This is nice article about why we all thirst for love in Indonesian Language:

Kita semua rindu akan kasih sayang. Kita semua meng­hendaki agar semua orang di dunia ini suka dan cinta kepada kita! Kita haus akan cinta kasih! Dari manakah datang­nya kehausan ini? Mengapa kita dahaga akan cinta kasih orang lain terhadap diri kita.

Kita tidak pernah mau sadar melihat kenyataan bahwa yang terpenting daripada segala keinginan dicinta orang itu adalah pertanyaan : apakah KITA suka atau mencinta kepada SEMUA orang? Sesungguhnya di sinilah letak sumber daripada segalanya. Tanpa adanya cinta kasih dalam batin kita sendiri terhadap semua orang dan segala sesuatu, kita akan selalu haus akan cinta kasih lain orang! Akan tetapi apabila hati ini penuh cinta kasih, maka kita tidak lagi akan kehausan. Karena batin tidak ada cinta kasih inilah maka kita selalu dahaga akan cinta kasih terhadap diri kita, seperti sumur kering merindukan air. Kalau su­mur itu penuh air, dia tidak akan lagi rindu akan air, bahkan airnya yang ber­limpah-limpah itu menghilangkan dahaga SIAPA SAJA!

Sungguh sayang, kita tidak pernah mengamati apakah ada cinta kasih dalam diri kita terhadap sesama manusia atau sesama hidup. Sebaliknya malah, kita selalu mengamati apakah ada cinta kasih dari orang lain untuk kita! Kalau ada maka kita merasa senang dan kalau tidak, kita merasa sebaliknya. Kita baru dapat bicara tentang cinta kasih kalau batin ini sudah kosong dan bersih daripada kebencian, iri hati dan pementingan diri sendiri. Selama semua ini ada di dalam batin, jangan harap akan ada sinar cinta kasih dalam diri kita. Dan kalau semua itu sudah bersih, lalu ada cinta kasih di dalam hati, jelaslah bahwa kita tidak MENGHARAPKAN lagi cinta kasih orang lain terhadap kita, bahkan kita TIDAK MENGHARAPKAN APA-APA LAGI! Hati yang penuh cinta kasih tidak mengharapkan apa-apa lagi, seperti cawan yang penuh anggur tidak menghendaki apa-apa lagi. Tidak ada lagi rasa takut, tidak ada lagi rasa khawatir tidak akan dicinta orang, tidak ada lagi rasa takut akan dibenci orang. Yang takut tidak dicinta, yang takut dibenci, adalah si aku, yaitu pikiran yang mengaung-ngaungkan si aku, yang memupuk iba diri. Akan tetapi, kalau hati penuh dengan cinta kasih, tidak ada lagi si aku yang ingin ini dan itu.


|

This page is powered by Blogger. Isn't yours?